Sabtu, 25 Mei 2013

MISS VICKUN

Ini cerpenku waktu aku kelas 1 SMA. Masih amatir garing gimana gitu... Selamat membaca aja deh :D... “Terasi….sudah, pete, jengkol…sudah, mh…apalagi ya?” Vickun mengacak-acak isi plastik hitam yang ditentengnya sambil berjalan. Sebenarnya namanya adalah Vicka tetapi karena sifat pikunnya yang tidak musnah-musnah, namanya pun berubah menjadi Vickun. Tak lama kemudian ia berhenti dan menengok ke kiri kanan. “Aku mau kemana ya?” Vickun meletakkan telunjuknya di lutut. Dia bahkan lupa kalau orang sedang berpikir pada umumnya dan seharusnya telunjuknya menempel di dahi, bukannya di lutut. Matanya yang masih merah karena baru bangun tidur ditambah belek mata yang asyik nongkrong di situ menangkap sebuah cover majalah bergambar idola favoritnya. Dengan langkah ala seleb bollywood yang lagi kasmaran, Vickun mendekati tukang majalah yang sedang enak-enaknya mengupil. Mata Vickun terus menatap potret idolanya itu di majalah. Dengan mengidentifikasi jumlah rambutnya yang panjang dan keriting ditambah topinya yang khas, bajunya yang macho, senyumnya yang nano-nano minus manis, dan membagi diameter lubang hidungnya dengan jumlah rambutnya, Vickun yakin itu adalah…. “DIDI KEMPOT!!!” teriak Vickun sambil menyerobot majalah itu dan merogoh sejumlah uang di saku celananya. “Nih, Bang. 20 jeti. Tunai!” kata Vickun sambil menyodorkan uangnya. Penjual majalah itu menerima uang dari Vickun dan meneruskan perburuan upilnya. Sementara itu Vickun masih berdiri menatap penjual majalah itu sambil mengerjap-ngerjapkan matanya seolah-olah berkata, ‘Kembaliannya?’ Penjual itu balik menatap Vickun seakan-akan berkata,’Uangnya pas.’ “Harganya Rp 15.000,- kan, Bang? Biasnya juga segitu.” Vickun akhirnya menyerah dengan aksi pelotot-pelototan itu. “Itu edisi khusus, Neng. Ada formulir ikut casting,” tandas penjual majalah itu. “Ngomong dong!” Vickun ngeloyor pergi meninggalkan tukang majalah itu. Di jalan ia asyik membolak-balik majalah itu sampai akhirnya ia menemukan sebuah formulir untuk ikut casting. “Kertas kayak gini aja harganya gopek. Sayang kalo nggak ikut. Gini-gini kan pernah jadi model iklan kaos kaki sama model buku Yasin,” kata Vickun penuh semangat.    Vickun menunjukkan cengirannya ke juri. Hatinya berdebar-debar. Juri sendiri heran dengan dengan peserta yang satu ini. Baru dipanggil ‘Vicka” dan belum menyelesaikan menyebut nama Vicka tetapi orangnya sudah masuk dan ribut di depan juri. Juri pun mulai mengetes kemampuan acting Vickun. Vickun diminta untuk merayu. Ia pun mulai berjalan ke arah juri sambil mengibas-ngibaskan rambutnya agar menimbulkan efek rambut indah tergerai seperti di iklan sampo tanpa peduli bahwa sebenarnya ketombenya terbang kemana-mana. Ia duduk di meja salah satu juri yang mulai gugup. Vickun mulai menyentuh dagunya lalu berkata, “Kamu ganteng deh, mau ya jadi pacarku!” Juri yang lain bengong melihat aksi Vickun. “Gue serius. Sebelum loe jadi juri gue udah bener-bener suka sama loe kok. Beneran!” lanjut Vickun serius. “Be-bener? Ciyus? Enelan? Miapah?” tanya juri itu makin salting. Ih, ni juri selain jablay ternyata alay juga, batin Vickun. “Iya sayang, aku naksir berat lho sama kamu...” kata Vickun sambil mengusap jari juri tersebut. Mukanya dibuat semenggoda mungkin sampai akhirnya... “HUAHAHAHAHA!!! KENA KAN LOE!!” Vickun tertawa terbahak-bahak sambil menepuk-nepuk meja juri dengan keras. Juri yang dirayu Vickun shock yang lain kejang-kejang. “HAHAHA.. ha.. haa.. haaa.. hee..he..e..ehm,” Vickun mulai mencoba tenang setelah mendapati beberapa juri yang tidak sadarkan diri dan mulutnya berbusa. “Ehm.. maaf,” kata Vickun kemudian kembali turun dari meja juri dan kembali ke tempat semula. “Well, hmm...BRAVO!!” kata salah satu juri sambil memberikan tepuk tangan diikuti yang lain yang sudah kembali normal. Vickun tersenyum malu. Ini sih berkat latihannya tiap hari. Merayu Mang Ogil, tukang sayur keliling, biar dikasih murah. “Acting yang lain?”tanya juri kemudian. Vickun mulai berakting lagi. Singkat cerita, acting Vickun behasil membuat juri terkesima dan membuat juri ikut larut dalam actingnya. Saat beracting sedih, jurinya nangis, saat ngelawak, juri ketawa ngakak, saat marah pun juri ketakutan karena mejanya kembali digebrak-gebrak oleh Vickun sambil pasang muka maklampir. Pokoknya akting Vickun tidak kalah dengan artis papan atas lainnya. Coba saja acting bareng Catherine Wilson, pasti langsung ditendang dari lokasi syuting.  Seminggu kemudian merupakan hari pengumuman pemenang audisi akting yang telah diikuti Vickun. Sejam sebelum pengumuman Vickun sudah sampai dilokasi tempat pengumuman tersebut. Ia berjalan-jalan terlebih dahulu melihat ke sekeliling barangkali mereka membuat kejutan berupa penampilan seorang bintang tamu yaitu Didi Kempot. Jika memang iya, Vickun berharap ia dapat bertemu dengan Didi Kempot ketika ia sedang diselundupkan di suatu tempat. Tetapi bukan Didi Kempot yang ia temui melainkan juri yang seminggu yang lalu mati kutu dirayu Vickun. “Mas, eh Bang, eh Mbah, eh, Pak, duh! Om-om,masih ingat aku kan?” tanya Vickun ketika ia berjumpa dengan juri tersebut. “Oh kamu, ingat dong. Kamu kan yang actingnya paling gila itu,” jawab juri tersebut sambil tersenyum. “Ih om juri bisa aja,”kata Vickun sambil tertunduk malu. “Trus kira-kira yang lolos siapa ya, Om?” lanjut Vickun. “Hmm gimana ya... sebenarnya sih nggak boleh bocorin hasilnya tapi buat pemenangnya nggak papa deh,” jawab juri tersebut. “Maksudnya?” “Kamu oneng yang menang!” jawab juri tersebut. “Saya om? Beneran? Ciyus? Miapah??” “Waciyus! Mi ayam. Sudah ya, saya ada acara ini. Hasilnya nanti bakal diumumin sama MC. Oke? Bye bye,”kata juri tersebut sambil berlalu pergi. “Terimakasih Om Juri!!! Love You!!!!”teriak Vickun . Dengan penuh semangat, Vickun mencari lokasi tempat duduk yang strategis yaitu paling depan untuk memudahkan ia maju ke depan ketika di panggil nanti. Tak lama kemudian ada dua orang cewek duduk disamping Vickun sambil mengobrol. Vickun mendengarkan obrolan mereka. “Napa sih gue harus ikut?” kata cewek yang satu. “Ya nemenin gue dong, emang kamu nggak penasaran apa siapa yang menang” jawab cewek satunya lagi. “Ih nyesek tauk. Kemaren aja nggak jadi ikut casting gara-gara diare,” Vickun hanya tersenyum sinis sambil mendengarkan obrolan mereka. Beberapa saat kemudian acara dimulai. Dan saat-saat yang ditunggu-tunggu Vickun tiba. Tibalah saat pengumuman peserta yang lolos audisi casting. “Siapakah pemenangnya saudara-saudara??”tanya MC membuat audience berdebar-debar dan menahan nafas. Ya guelah, batin Vickun bersemangat. “Pemenangnya adalaaaaahh....pemenangnya yaitu....siapakah pemenangnya....dan pemenangnya adalah.....” Satu hari tiga tahun kemudian... “YAK! Pemenangnya yaitu Vicka....!!”teriak MC membuat audience bisa menghembuskan kembali setelah mereka menahan nafas cukup lama. “YUHUUUU!!! GUE MENANG!!”teriak Vicka dan bersiap maju. “....Aviransya!!”lanjut MC. Tunggu! Avirasya? Salah baca nih. Namaku kan Vicka Anastasya, pikir Vickun. “Ehm maaf...” Vickun mengangkat tangannya. “Eh seriusan?? Gue menang cyin!! Gue yang menang!!”potong cewek di sebelah Vickun yang sebenarnya tidak ikut casting karena diare. Ia segera maju ke depan diikuti Vickun yang akan protes. “Mas gimana sih? Tadi kata Om juri yang menang saya kok!”protes Vickun. “Di sini tertulis Vicka Aviransya,”bela MC tersebut. “Ihh gimana sih?” kata Vickun mulai kesal. Ia kemudian merogoh tasnya dan menemukan selembar kertas. Ia melihat kertas tersebut berharap ia menemukan contact person juri di situ. Vickun berpikir sebentar. “Ini kertas apa..... HAH?? INI FORMULIRNYA???? FORMULIRNYA BELUM AKU KUMPULIN??? HWAAAAA DASAR MISS VICKUN!!! Kesimpulannya, Vickun hanya menggantikan audisi seorang peserta bernama Vicka Aviransya karena saat itu Vicka Aviransya berhalangan datang akibat diare. Sedangkan Vickun sendiri belum terdaftar sebagai peserta karena ia belum mengumpulkan formulir. Ia langsung masuk ke ruang audisi ketika namanya belum selesai diucapkan alhasil ia mengira juri memanggil dirinya padahal sebenarnya ia memanggil Vicka Aviransya. Begitulan. Sekian. ^^

PURPOUSE OF MY LIFE

Gue nemu tulisan ini di lapto gue, gue bacalagi, dan gue senyum-senyum nggak jelas. akhirnya gue post di blog gue :D ANYEONG CHINGUYAAA!!!!!!! Naneun Fitri Mares Efendi imnida. Bangapseumnida!! HELLOOOO MY FRIENDSSS!!! My name is Fitri Mares Efendi. Nice to meet you!! OHAYOOOO!!!!! Haji memashite watashi wa Fitri Mares Efendi dozo yoroshiku. Onega ishimashu!! HALLLOO TEMAN-TEMAN!!! Nama saya Fitri Mares Efendi. Senang berkenalan dengan kalian!! SUGENG PROKANCA!!! Nami kula Fitri Mares Efendi. Kula remen kepanggih sampeyan. (?) H3LL00WW c3M@nD-CeM@nD!! N4m3qHuWh Vh33tHrEeY M@r3Sh4nDh@ C4iY@Nk q@MyuuHH CeWL4Luu 3N c3L@m4nY4 m3Nc!NT4MyUU C0WryH t4DiM4L3m6@kbAL3S CmSmUwhc0@LnYaD4HTiDo33Rrr. M@t qUeN4L Yu@wH!! Jadi gini nih,critanya gue lagi nongkrong di Mangga Dua Square. *trus gue mesti kayang n salto trus terbang bareng lutung akrobatis trus bilang WOWW gitu?!* Sebenernya gue mau buka-bukaan critanya. Buka aib. Ups! Gue mau ngasih kesempatan buat fans-fans gue yang pengen mengenal gue lebih dalam. Hihiihiii. Harap tenang dan fokus! Tepuk tangannya udah, ilernya tolong dilap dulu itu, duduknya yang baik, nggak usah pake sikap lilin segala, yang ngupil udahan dulu deh! Fokus oke?? FOKUS!!! Siapa sih gue? Siapa sih Fitri Mares Efendi? *emang penting gitu gue tau loe?* Sekarang serius dulu ya. Kalau liat postingan sebelumnya, maka salah satu sifat gue yang kalian bisa ketahui adalah pelupa. Lebih lengkapnya, baca ajalah tuh postingan. Nah selain pelupa, orang nganggep aku tu telmi. Pernah temenku tu bilang, “Kamu kok telmi sih mares,” kemudian aku nengok ke temenku trus nanya, “Hah? Apa?” Dan temenku bilang, “nah kan beneer... -___-“. Selain pelupa dan telmi, gue itu juga telatan orangnya. Apa-apa selalu olor. Janjian jam 1 dateng jam tengah 3, >< sampe temen-temen jengkel ma gue. Hahaha... piZzz... dan kalau kuliah? Jangan tanya! Tiap hari telat. Udah sejak SMA kayak gitu. Nggak tahu kenapa. Ada kata bijak mengatakan, “apa-apa yang telah menjadi kebiasaan pasti akan mudah dilakukan.” Nah kalau telat jadi kebiasaan gimana tuh? -___- itu tadi soal sifat gue. Sekarang, gue akan bicara tentang hidup gue, passion gue, and my purpose of life. :D Gue Cuma pengen orang mengenal gue lewat tulisan-tulisan gue. Setiap orang tentu punya cara sendiri-sendiri agar orang lain mengenal dia. Ada yang ingin selalu membuat lagu dan menyanyikannya agar ia bisa dikenang nantinya, ada yang membuat penemuan, dan sebagainya. Dikenal memang bukan tujuan utama sih. Orang membuat lagu tentu tujuannya bukan Cuma ingin karena ingin dikenal tetapi memang ingin mencurahkan apa yang dirasakannya dalam bentuk melodi dan sajak. Sedangkan orang membuat penemuan karena ingin membuat perubahan baru dalam kehidupan ini. Dan gue nulis semua ini juga Cuma buat mencurahkan apa yang ingin kuungkapkan. Gue pengen setiap hidup gue mempunyai kenangan dalam bentuk tulisan. Gue nggak mau menyia-nyiakan inspirasi yang mampir diotak gue lewat begitu aja. Susah banget bro nyari inspirasi itu tapi ketika itu lewat kenapa Cuma dianggurin aja sih. Nah ini dia bentuk real yang lewat di kepala gue dan gue samber dengan segera. Gue juga nggak mau orang tau gue Cuma dari kenalan aja. Gue pengen orang tau gue melalui karya yang bisa gue hasilkan. Kelak kalo gue mati nanti gue nggak mau tinggal nama saja tapi gue juga pengen ada kenangan yang tertinggal yang bisa dibaca orang-orang melalui tulisan gue. Dan inilah karya gue. Gue menulis apa yang gue suka. Gue juga suka bikin puisi, cerpen, fanfic, gambar, dan rasanya tak pernah mudah. Gue suka ngelakuin itu tapi waktu megang pena apa yang ingin gue ungkapkan buntu di kepala dan sering mutung di tengah jalan. Lama-lama gue bosen. Gue pengen nulis apa yang gue suka seperti gue nulis buku harian. Gue nggak mau nulis harus begini-begitu ada aturannya, kayak bikin karya tulis aja. Nulis ya nulis. So what orang mau bilang apa tentang tulisan ini yang penting gue nulis apa yang pengen gue tulis dan kelak gue senyum-senyum sendiri dengan apa yang gue tulis. Seperti kalo baca buku harian, gue suka senyum-senyum sendiri karena gue dulu ternyata alay. Aneh banget pokoknya. Kenapa jadi curhat ya? Awalnya gue pengen jadi penulis tapi kok kayaknya rempong banget ya mau jadi penulis aja. Apalagi kalo ada seminar tentang menulis. Well, kita emang butuh kayak gitu tapi emang harus teori banget ya? Kenapa sih hidup itu harus teori melulu tapi nggak sinkron sama prakteknya? Apalah guna teori kalo kayak begitu. Udah gue bilang, nulis ya nulis. Tulis apa yang pengen kita tuliskan, teori bisa menyusul. Gue udah suka nulis sejak gue SD. Sebagian tulisan gue masih ada. Biar kata jelek emang sengaja gue abadikan karena lucu bin aneh ceritanya. Hahaha. Mulai pengen bikin novel waktu SMP. Bahkan saking ngebetnya pengen buat novel waktu guru Bahasa Indonesia SMP gue ngasih tugas buat bikin cerpen trus gue bikin cerpen 23 halaman. Cerpen apaan itu coba? Hahahaa. Nggak puas Cuma bikin kayak gitu, gue bikin novel. Bahkan waktu mau bikin novel pun gue nyontek novel Dealova karena gue masih awam banget dalam hal bikin novel dan sampe sekarang novel gue nggak ada yang jadi. Semuanya buntu. Gue pengen mengalir saja kalo nulis. Mungkin tulisan gue emang nggak berkualitas, nggak menarik, nggak mutu, tapi saat ini emang ini yang pengen gue tulis. Kenapa? Masalah buat lho??? Hahaha... sejauh ini gue udah bikin 20an cerpen. Waktu gue baca lagi, nggak ada yang bagus tuh. Cerita passaran. Tar gue bikin note deh. Asal jangan dicopas aja sih. Hihihii. Su’udzon banget jadi orang.  abisnya akhir-akhir ini banyak plagiat ditengah-tengah idup gue. Banyak inspirasi, ide, bahkan karya gue yang kecolongan. Harusnya gue bangga kali ya karena karya gue laku tapi terima nggak sih kalo karya ciptaan kita diakuin orang lain? Tayangan televisi dan industri musik pun banyak banget yang nggak kreatif. Tapi kalo gue baca sebagian karya gue, nggak semuanya murni ciptaan gue sendiri. Ada sebagian yang terinspirasi dari suatu film jadinya agak mirip gitu deh. Padahal, gue kalo liat film atau apa yang ada miripnya sama yang dulu pernah ada pasti gue langsung mencak-mencak sambil ngatain plagiat. Gue sendiri ternyata juga pernah kayak gitu. Gue malah pernah nonton FTV yang menurut gue waktu itu bagus banget sampe-sampe cerita dalam FTV itu gue bikin novel padahal tu FTV diangkat dari novel. Wakakaka... konyol sekali gue. Gue khilaf waktu itu. Maklum waktu itu gue masih ababil. Dalam masa pencarian jati diri jadinya belum mengenal apa itu plagiat. Sekarang alhamdulillah gue udah kembali ke jalan yang benar.  Fanfic baru 1 dan aneh banget ceritanya. Hahaha... novel udah lupa bikin berapa tapi belum pernah ada yang jadi. Semuanya mutung tapi kalo gue ada inspirasi buat bikin novel, inspirasi itu gue tulis dalam bentuk sinopsis.  udah gue bilang aku tu sayang banget sama inspirasi yang datang sama aku dan nggak mau nelantarin dia. Hahaha... To Be Continued....

KUTUKAN MARKETPLACE FACE


Gue *pake kata ‘gue’ biar gaul dikit* nggak kaget kalo ada orang bilang, “eh, mukamu mirip banget sama si A, si B, si C.” Owh, paling pol gue jawab kayak gitu soalnya gue udah berpuluh-puluh kali dibilangin mirip seseorang. Gue jadi inget waktu kecil dulu ada yang bilang kalo di dunia ini kita punya 7 kembaran. Tapi kenapa yang mirip sama gue lebih dari 7 orang?? Sama-sama di Indonesia pula. Haduhh, nggak elit banget, nyebar dikit napa, ke amerika kek, korea kek, jepang kek.
Nah sekarang gue critain deh pertama kalinya gue dibilang mirip sama seseorang. Waktu itu gue masih SMP dan pertama kalinya gue dibilang mirip waktu kelas 1 SMP. Kenapa waktu SD nggak ada yang mirip-miripin gue ya? Ah, mungkin muka gue waktu itu masih terlalu imut jadinya nggak ada yang bisa nyaingin keimutanku. Kalo sekarang.... *nengok ke kaca* *kaca pecah*
Waktu itu masih pada tahap adaptasi dan perkenalan. Yang namanya baru kenalan, kadang kita nggak bisa bedain dua orang atau lebih yang nyatanya muka mereka tu beda jauuuuhhh. Yah, gue baru nyadar sehabis bener-bener kenal ma tu orang sampe enek tiap hari liat dia.
Sebut saja namanya Fitriana Rahmawati (bukan nama samaran). Dulu gue nggak bisa bedain dia sama kambing tetangga gue    temen sekelasnya yang namanya Ulfa. Kayaknya sih itu namanya. Tiap ketemu mereka berdua, maka gue akan bilang,”Jadi selama ini kalian...  Iihh mirip,kembaran ya??”  tapi tanpa dinyana-nyana,  mulai dari situ ada orang yang ngiri sama keimutanku dan gue mendapat kutukan bernama CF CLPTKRM yang apabila diberi huruf vokal dan dibaca secara terbalik maka namanya adalah  MARKETPLACE FACE!!! *JENG JENG JENG!!!!!*
Mungkin si Ulfa nggak terima kali ya dia dibilang mirip sama Wati, trus dia akhirnya bilang,”nggak ah, kamu kali yang mirip ma Wati,”Dan anehnya yang lain pada mengiyakan. Yang gue pikirin saat itu adalah dibayar berapa sih mereka,  emang iya gue mirip ma dia?? Hmm... Sepertinya itu Cuma pendapat subjektif dari beberapa orang.
Waktu itu gue belum menyadari adanya kutukan marketplace face itu, sampe akhirnya waktu kelas 3 gue dipertemukan lagi dengan Budi. Nama panjangnya Budi Susilaningsih. Cewek tulen lho dia. Gue kemana-mana selalu ama dia n Tita Lupitasari. Nah waktu itu, kita lagi mau ke perpus. Pas lagi mau balikin buku ke kasir atau apalah itu namanya mbaknya bilang “kembaran ya?? Mirip banget deh,”
Gue serasa disambar geledeg di sundel   siang bolong *lebay mode on*. Kata-kata yang gue ucapin dahulu menjadi bumerang di masa kini yang mana masa kini yang gue maksud saat ini adalah masa lalu dan yang mana saat ini yang gue maksud bisa juga menjadi masa lalu ketika kalian membaca ini di masa yang akan datang. Dengan kata lain yaitu masa saat ini adalah masa dimana gue sedang menuliskan ini dan masa dimana gue tidak lagi mengalami zaman masa purba dan belum sampai ke masa saat O’Corner sedang melindungi manusia dari serangan robot-robot dari masa depan.  Gue kembali berpikir kalo ini Cuma anggapan subjektif semata. Tapi ternyata masih ada orang yang beranggapan kalo gue tu mirip ma Budi.*sekali lagi saya tegaskankalo Budi ini cewek tulen*. Dulu, pas pulang dari MT ospek, gue dan Budi mampir ke kios pasar bantul buat beli perlengkapan ospek. Di toko itu bapaknya bilang, “ini kembaran apa kakak adek ya?” gue dan Budi saling berpandangan trus nyengir ke bapaknya. Dan nggak Cuma di kios itu gue dan Budi dikatain mirip. Waktu pindah di kios sebelahnya ibuk-ibuknya juga bilang, “kok mirip ya? Manis” anaknya ibuknya juga ikut mengiyakan. Lagi-lagi kami Cuma nyengir ke ibuknya lalu menepuk-nepuk muka sendiri sambil berharap bisa berubah bentuk ke arah yang lebih baik.  Gue juga curiga kalo ibuknya udah sekongkolan sama bapak-bapak dari kios sebelah dan mereka berkonspirasi dalam melancarkan aksi kutukan marketplace ini.  Saat ini penyelidikan terhadap konspirasi tersebut masih ditunda dan baru akan dilanjutkan ketika Indonesia sudah tidak ditemui lagi tindakan korupsi.
Di kampus pun ternyata ada juga yang bilang kalo kita tu mirip. Waktu itu kita dipertemukan kembali di parkiran kampus. Eh temen-temen dia pada bilang kalo kita berdua tu mirip. Ya ampun... So sweet banget kan?
Nah itu baru orang kedua lho. Masih banyak orang lagi yang mau gue critain. Nggak tahu deh ini nanti mau abis berapa lembar. So, gue saranin buat yang baca, sebelum muntah darah lebih banyak lagi mendingan stop di sini aja deh bacanya. Oke? Pokoknya jangan baca sebelum kalian muntah duit, emas, sama berlian.
Yang ketiga ini gue alami waktu SMA. Yeah, sama kayak waktu perkenalan SMP gitu deh. Pasti ada aja yang namanya mirip-miripan ma seseorang di saat-saat seperti ini. Gue pernah dikira temen sekelas gue padahal muka kita amat sangat jauh berbeda. Waktu gue mau pulang school *sok inggris dikit* masak gue dipanggil “Popi” sama Aulia-temen gue waktu kelas 11. Gue cuekin aja. Besoknya di majid sekolah lagi-lagi dia manggil gue ‘Popi’ dan setelah ngeliat gue dengan jarak lebih dekat, baru deh dia nyadaar kalo dia salah orang dan gue juga baru nyadar kalo dia emang dari kemarin manggil gue tapi salah. -,-
Yang paling banter dikatain mirip tu sama Erina Candra. Sampe sekarang pun masih ada yang ngatain kalo kita tu mirip.  Gue juga lupa siapa yang pertama kali bilang kalo kita tu mirip. Pokoknya banyak yang bilang. Pernah juga waktu di jalan papasan sama Pak guru seni. Eh pak gurunya juga bilang kalo kita tu mirip, malah dikira kembaran. Waktu udah kelas 11 pun banyak juga yang menyadari kemiripan kita.
Nah yang paling oke nih, waktu bulan puasa dimana sinetron kepompong atau apa itu namanya lagi tayang di SCTV. Waktu itu lagi di mejid buat ngurus ta’jilan anak-anak. Pas lagi nyuci gelas kayaknya, ada yang bilang, ‘mbak Mares mirip Mika Tambayong.’ Betapa berbunga-bunganya hati gue walaupun waktu itu gue juga nggak tahu siapa itu Mika Tambayong. *dilemparin gelas*. Yang penting dia kan artis.... >,<
Nah ini yang paling nggak jelas. Gue dimirip-miripin sama ceweknya Ardy Qomarudin (nama sebenarnya). Waktu itu pas lagi di kelas, temen gue namanya Erik senyum sambil bisik-bisik ma sebelahnya trus bilang ke gue yang waktu itu duduknya sebelahan meja ama Ardy, “eh mirip lho.” Whattt??? Gue nggak tahu apanya yang mirip. Cara nafas kita pun nggak mirip. Temen sebangku gue juga Cuma cengar-cengir tapi dia juga nggak membenarkan kalo kita tu mirip. Dan gue shock waktu itu! Bener-bener keterlaluan sekali kutukan marketplace ini. Waktu itu gue sangat yakin kalo  Harry Potter dalang dibalik semua ini karena surat cintanya pernah gue tolak. Tapi ini bener-bener keterlaluan! *bener-bener keterlaluan mengkhayalnya*
Beberapa hari kemudian pas istirahat, Erik cs makreguduk nyamperin gue yang lagi chattingan sama Eunhyuk oppa *sumpah yang kayak gini nggak usah dimasukin hati karena saya yakin kalian nggak bisa menerima kenyataan (dalam kamus Planet Mares dibaca: mimpi)  yang ada*. Erik tiba-tiba mamerin handphonenya Ardy yang baru aja dirampok secara diam-diam dan nggak berkelas. “Afikkaaa, ada yang baru niihh. Ini hapenya Ardi baru lhooo, keluaran era orde lama niii!!! *PLAKKKK!!!* *salah skenario* *bakar author idup2*
“Mares, liat deh, ni foto ceweknya Ardi, mirip banget kan sama kamu....!” kata Erik sambil berharap gue akan mengiyakan.  Dan gue langsung menangis-nangis darah. Mirip darimana, ni cewek cantik bener. Gue terharu dimiripin ma dia. T-T .
“Aslinya kalian mirip banget kok, yang difoto ini belum terlalu mirip,” lanjutnya. SINGKIRKAN KACA!!! Sebelum aku ngaca dan lebih banyak lagi kaca yang pecah!
Hmm, Cuma itu yang gue inget sejauh ini. kayaknya sih masih ada tapi kayak nggak tahu gue aja. Kemarin gue tergila-gila sama Teppei Koike aja sekarang gue udah lupa. Hahaha... langsung aja masuk ke masa-masa kuliah. Lagi-lagi saat perkenalan terjadi acara mirip-miripan. Mulai dari sini gue bisa menarik hipotesis kalo kutukan marketplace face ini paling terasa kutukannya waktu masa-masa perkenalan. Yang gue inget Rini pernah bilang kalo gue tu mirip sama artis juga. Katanya sih aku mirip sama Alya Rohali. Ciee ciee... Dan lagi-lagi waktu itu gue juga nggak tau siapa itu Alya Rohali. *tipi mana tipi*
Terus temen sekelas gue namanya Melia. Jadi gini ceritanya. Waktu itu gue lagi ngerjain tugas di kos-kosan.
Melia: tau nggak Maresss, kamu tau nggaaakk,, hmmm kasih tau nggak yaaaa *yang ini cuman rekayasa* tau nggak Mares, kamu tu mirip temenku, namanya Jasmine. Mulai sekarang aku panggil kamu Mine yaa, plisss *dengan tatapan memelas dan sangat lebay*
Gue: *bengong* *spechless* *mual-mual*
Gue juga dimiripin sama temen sekelas gue, namanya Jatu. Wajah sih nggak mirip. Tau nggak sih dia itu mirip Yoona SNSD, dan gue dimiripin sama Alya Rohali. -,- yang mirip dari kita tu postur tubuhnya. Cuman postur tubuh dia kayak Tina toon saat ini sedangkan gue kayak Tina toon waktu kecil. Kasian deh yang percaya sama celotehan gue. Gue sering banget dipanggil ‘Jatu’ sama Rofi, temen dari kelas lain. Waktu di parkiran dia manggil gue Jatu dari belakang. Awalnya si gue cuekin aja. Tapi manggil terus. Gue kira Jatu ada di belakang gue, trus gue nengok. Rofi yang ngeliat muka gue langsung teriak histeris sambil baca ayat kursi. *awas aja kalo percaya*. Dan beberapa hari kemudian kejadian ini terulang. -,-
Lucunya nih, waktu itu aku sama Jatu lagi ngerjain PLM di pendopo luar kampus. Kita duduk sebelahan dengan seragam ala sales, kerudung sama-sama coklat trus brosnya juga sama *soalnya yang ngasih juga sama*. Waktu lagi asik download video, Mas yanto, yang mana dia sekelompok PLM sama Jatu, dia mbungkuk di samping gue sambil ngeliat laptop yang isinya Cuma daftar downloadan, bukannya tugas sambil nanya, ‘udah sampe mana?’ tepatnya nanya apa aku juga lupa XD. Karena gue cuekin, dia nengok ke gue dan langsung meringkik memekik, ‘Astaghfirullah!!!’ Wae???? Emang gue setan?? -,- ‘Subhanallah, dong’ asal jangan ‘Innalillahi’. Trus Rofi yang ada di depan gue juga ikut nimbrung, ‘abisnya mirip sihh’. Mulai lagi ni anak -..-‘
Pokoknya banyak deh yang bilang gue mirip sama seseorang. Sekelas aja udah lebih dari 10 anak yang ngatain aku mirip seseorang. ‘Eh, kamu mirip temenku SMA lhoo. Eh, tadi aku ngeliat kembaranmu di pendopo luar. Eh, kamu ngingetin aku sama temen lamaku, mirip banget, dan bla bla bla’. Yang terakhir temen gue namanya Wening bilang kalo gue mirip temen dia, namanya fitri amalia sapa gitu.
Mereka bilang ada sesuatu yang mirip entah itu hidung, mata, alis, dll. Trus muka gue hidungnya copas punyanya Alya Rohali, bibirnya plagiat Mika tambayong, alisnya minjem Erina, matanya nyolong Jasmine, tahi lalatnya niru Fitri Amalia, bulu matanya ngemis punyanya Fitriana, gitu???? Trus yang asli punya gue yang mana??? Komedo gue? Jerawat gue??

Sudahlah. gue nggak tahu sampai kapan kutukan Marketplace Face ini berakhir. Mungkin sampai kucing gue melahirkan *kucing gue cowok*. Atau mungkin sampai Justin Bieber menyanyikan lagu Iwak peyek? Mungkinkah Justin Bibir akan melanjutkan hubungannya dengan Selena Gombreng sampai pelaminan?? Mungkinkan Yusra dan Yumna bertemu kembali?? Saksikan di episode selanjutnya!! Waspadalah!! Waspadalah!!

Minggu, 19 Mei 2013

Catetan kepikunanku



1.       Lupa nggak bawa flashdisk buat presentasi PKTI  dan harus putar balik ke rumah (udah hampir setengah perjalanan ke kampus waktu ingetnya). Alhasil,udah telat tambah telat. Hahahaha
2.       Lupa nggak bawa catatan tajwid dan lembar mutaba’ah buat @Anisa Rachma
3.       Lupa nggak bawa modul fisika buat dikerjain bareng kelompok
4.       Lupa belum bayar pulsa ke @A’yunil Khotimah
5.       Lupa belum balikin buku Secret of Bigbang nya @Azkia Mafaza padahal udah dibawa
6.       Lupa belum ngerjain makalah Landasan Pendidikan
7.       Lupa arah jalan ke jalan Jambon padahal sebelumnya udah ngapalin lewat Google Maps dan tersasarlah saya bersama @Luh Fita Meytasari
8.       Lupa jalan pulang setelah menemukan lokasi yang dimaksud di jalan jambon (padahal cuma lurus aja tapi banyak belokan yang menjebak dan mengecoh XD)
9.       Lupa belum masukin kabel  USB HDD Eksternal ke dalam kardus
1.   Lupa belum balikin SIMnya @Arih Afra
1.   Tanggal 31 Meinya lupa kalau Flashdiskku pagi itu aku kasihin ke @Arih Afra dan setelah ribut ngobrak-abrik tas-soalnya mau dipake buat ngerjain tugas Fisika- akhirnya saya memutuskan untuk pulang ke rumah buat ngambil Flasdiskku bersama @Henriska Rully (sumpah tobat banget pikunku) dan waktu sampe kasongan di sms @Annie dan @ Nastiti, ngasih tau kalo Flashdiskknya berada di tangan @Zidny Khasna,, Owalaaaaahhh  -___-
1.   Dan pas kuliah Fisika lupa nggak bawa Kacang Ijo padahal udah beli dari minggu kemarin, dan akhirnya kelompok kami mengemis  merampok kacang ijo dari kelompok @Pencari Muatie
1.   Dan lagi-lagi saya lupa membawakan  catetan tajwid dan lembar mutaba’ah buat @Anisa Rachma
1.   Dan sekarang saya baru ingat kalo @Rini Asn juga mau minjem catetan tajwid saya entah dari kapan bilangnya  saya lupa
1.   Bahkan sekarangpun aku lupa apa aja yang udah terlupakan kemarin.
NB: Daftar akan bertambah ketika saya sudah ingat apa aja yang telah saya lupakan waktu itu.
Motto hidup baru: Tiada hari tanpa lupa!

Tambahan:
Itu belum apa-apa. Aku bahkan pernah lupa Ujian Akhir Semester. Tanggal berapanya aku lupa. Pokoknya itu ujian akhir semester 3.  Sumpah bego banget manusia satu ini sampe-sampe ujian aja lupa. Tanggal berapanya aku lupa, yang kuingat itu adalah hari Rabu. Waktu itu dengan santainya jam 7 aku nyantai-nyantai nonton tipi, padahal ujiannya itu jam 7. Jadi seingatku itu ujiannya hari kamis dan rabunya libur, padahal yang bener ujiannya itu rabu dan yang libur hari kamis. Beberapa menit kemudian aku ingat dan aku langsung panik setengah mati. Tanpa pikir panjang, aku langsung ganti baju  dan berangkat kampus. Di jalan rasanya udah kemrungsung nggak karuan. Dan baru setengah jalan tiba-tiba ingat kalo ada tugas akhir bahasa indonesia yang harus dikumpul pas ujian dan juga tugas ujian epistimologis hari selasa take home yang harus dikumpul hari rabu. DUERRR!! Akhirnya aku pulang lagi!! sampe di rumah aku ngerjain tugas epostimologis dulu soalnya belum ngerjain karna ingetnya dikumpul kamis. ><. Aku berusaha menenangkan diri pas ngerjain tugas. Dada berdebar cemas nggak karuan. Saat itu juga aku ngeprint tugas bahasa indonesia. Setelah semua selesai aku langsung berangkat ke kampus. Sampai kampus, ujian udah hampir selesai. Aku  samperin pengawasnya buat nanya mengenai ujian susulan. Kata bapak pengawasnya suruh menghubungi dosen yang bersangkutan. Malah aku dikasih nomornya pak dosen sama bapak pengawasnya. Temen-temenku yang ada di kelas Cuma bisa ngekek sambil geleng-geleng. ><. Saat itu juga aku nelpon pak dosen. Pak dosennya nyuruh ngulang taun depan!! Apa-apaaan??!! Dengan sedikit bujuk rayu akhirnya pak dosen mau ngasih ujian susulan. Hari selanjutnya di kampus mandala. Nah esoknya aku ke mandala dan sampai di mandala bapaknya sms katanya ujiannya besok setelah hari-hari ujian! ><  Apa-apaaan!! Aku udah jauh-jauh dari rumah sampe kampus on time pukul 7 tiba-tiba pak dosen membatalkan. Issshh!! Dan akhirnya selama berhari-hari hal itu menjadi beban pikiran.
                Tiba saatnya ujian, aku segera ke pusat. Di pusat aku ujian di ruang dosen bersama dosen-dosen lain yang asik dengan kesibukan mereka sendiri. Aku bahkan diketawain Pak Agung yang bilang” oh jadi ini yang lupa ujian?” Duh, seakan-akan hal itu menjadi pembicaraan para dosen ><. Jujur waktu itu soalnya banyak, teoritis, dan sulit nyalin dari buku ke folio aja nggak akan cukup  waktu soalnya Cuma dikasih waktu satu setengah jam. Akhirnya dari 10 soal Cuma berhasil terjawab sekitar 5, padahal minimal harus jawab 8 soal. Huhuhu. Aku sudah berpikiran negatif kalo besok pasti dapat C atau bahkan D. Nah tapiiiiiii pas nilainya keluar ternyata aku dapat A-!! A- pemirsaaa!!! >< Nggak nyangka banget. Aku langsung sms pak dosen buat ngucapin terimakasih.
Dan beberapa minggu lalu aku kelupaan lagi dan ituhari rabu juga! >< waktu itu aku malah pake seragam batik padahal hari itu harusnya masih pake item putih >< Rabu emang bener-bener blackhole day! Dan masih banyak lagi hal-hal penting yang aku lupakan. Iya sih manusia itu wajar dan normal kalo lupa, tapi kalo sering kayak gini.....??? ><

Senin, 30 November 2009

About SID

hai hai pengunjung blognya mares yang budiman,, tahukah kalian arti S.I.D? Bukan Superman IsDead lho,,tapi Sebelas IPS Duaaaa... Perkenalkan kami,,, kami dari SMA 1 Bantul,, kami adalah siswa SMa 1 Bantul kelas 11 IPS 2 angkatan 2009/2010,,,(maafkan obrolan saya yang garing,,,)
beginilah suasana di depan kelas kami,,
(tolong maafkan teman-teman kami yang narsis,,,)
tahukah anda dimana letak pembuat blog ini,,?
Pokoknya yang manis-manis gimana gitu yang duduk di kursi no 3 dari kanan,,,
kapan-kapan main ke tempat kami ya....

-TAMAT-
(posting ini dibuat karena ngejar deadline dan tidak ada ide lain selain membuat posting garing ini,, maafkan posting garing saya, teman-teman saya yang narsis, dan adik saya yang selau berbohong, Trimakasih.)

HAPPY ENDING by Avril

Ohh, ohh
So much for my happy ending
Ohh, ohh
So much for my happy ending
ohh, ohh,ohhhh

Let's talk this over
It's not like we're dead
Was it something I did?
Was it something you said?

Don't leave me hangin'
In a city so dead.
Held up so high
On such a breakable thread

You were all the things I thought I knew
And I thought we could be

You were everything, everything
That I wanted,(that I wanted)
We were meant to be, supposed to be
But we lost it (we lost it)
All of the memories so close to me
Just fade away

All this time you were pretending
So much for my happy ending
ohh, ohh,
So much for my happy ending
Ohh ohh

You've got your dumb friends
I know what they say (they say)
They tell you I'm difficult
But so are they (But so are they)
But they don't know me
Do they even know you?(even know you?)
All the things you hide from me
All the shit that you do (all the shit that you do)

You were all the things I thought I knew
And I thought we could be

You were everything, everything
That I wanted (that I wanted)
We were meant to be, supposed to be
But we lost it (we lost it)
All of the memories so close to me
Just fade away
All this time you were pretending
So much for my happy ending

It's nice to know that you were there
Thanks for acting like you care
And making me feel like I was the only one
It's nice to know we had it all
Thanks for watching as I fall
And letting me know we were through

He was everything, everything
That I wanted
We were meant to be, supposed to be
But we lost it
All of the memories so close to me
Just fade away
All this time you were pretending
So much for my happy ending

You were everything, everything
That I wanted (that I wanted)
We were meant to be, supposed to be
But we lost it
All of the memories so close to me
Just fade away
All this time you were pretending
So much for my happy ending

ohh ohh ohh ohh
So much for my happy ending
ohh ohh ohh ohh
So much for my happy ending
ohh, ohh, ohh, ohhhhh